|
|
Friday, December 01, 2006 |
|
Menjadi MC Bukan Selalu Proyek Balas Budi
Selepas dari perjalanan ke Jakarta di bulan September lalu saya sempat terjatuh sakit. Hasil diagnosis dan tes laboratorium menunjukkan beberapa gejala tifus. Mau tak mau saya pun terpaksa mengistirahatkan diri. Makan pun serasa tiada nyaman. Nasi tim yang lembut itu terasa lewat begitu saja tanpa meninggalkan sedikit pun rasa kenyang di perut. Tapi yang mengherankan: di masa sakit saya justru cenderung makan dengan porsi yang lebih banyak. Nampaknya untuk menunjukkan identitas asli saya perlu jatuh sakit terlebih dahulu *LOL*
Pertengahan bulan September lalu merupakan pelaksanaan Pan-Pacific Youth Exchange Program 2006 yang diwujudkan dengan kunjungan delegasi Jepang ke Indonesia. Berhubung saya sedang sakit dan beberapa rekan alumni lain yang berdomisili di Surabaya juga terlalu sibuk (dan pura-pura sibuk) maka beberapa teman dari Yayasan Bina Antarbudaya (AFS Chapter Malang) ikut membantu dalam mendampingi mereka melaksanakan rangkaian kegiatan yang telah ditetapkan. Sial pula, andai saja bisa mendampingi mereka tentunya saya bisa sedikit "colak-colek" dengan nonik-nonik Jepun yang ayu tersebut *winks*.
Program pertukaran pemuda hasil kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Prefektur Osaka (melalui OAYD atau yang lebih dikenal dengan Youth Service Osaka) kali ini mengambil tema lingkungan hidup. Tak pelak, berbagai kegiatan di dalamnya banyak terkait dengan tema tersebut. Sebut saja mulai workshop (lokakarya) pengolahan limbah hingga budidaya anggrek serta kegiatan penanaman pohon di wilayah Kota Batu. Peserta program juga melalui kegiatan homestay dengan beberapa keluarga lokal di wilayah desa Junggo.
peserta mengenakan busana tradisional Indonesia pada acara perpisahan dengan warga Kota Batu
Gara-gara unjuk rasa warga akibat luapan lumpur, maka perjalanan peserta dari Malang menuju Surabaya program mengalami perubahan rute. Alasannya sederhana saja: untuk menghindari KL! Jangan salah sangka! Yang dimaksud di sini bukan Kuala Lumpur tapi Kolam Lapindo :-) Macet di sana-sini membuat kedatangan mereka kembali ke Surabaya mengalami keterlambatan beberapa jam. Ternyata bukan cuma Lion Air yang bisa molor, yang beginian pun ikut-ikutan molor, hahaha!
Yang menarik sebenarnya terjadi pada acara pesta perpisahan PPYEP 2006. Mendadak hanya dalam waktu dua jam sebelum acara dimulai saya pun ditugaskan menjadi MC alias pembawa acara oleh panitia penyelenggara. Tadinya sempat grogi, berhubung seumur hidup saya tidak pernah jadi MC sebelumnya. Lebih parah lagi, pesta perpisahan kali ini tidak memiliki jadwal susunan acara yang pasti, dan kami pun tidak tahu pula siapa saja deretan pejabat yang hadir malam hari itu. Wah, serba kacau deh malam itu. Namun untungnya, Chiqa (alumni PPYEP 2004) sahabat saya dengan kesabarannya mampu menenangkan diri ini. Modal kami cuma sedikit kenekatan dan bibir dower :-))
pose ngga penting! maklum narsis kumat :-)
Alumni PPYEP dari berbagai batch; LR: Andy Setiawan (2005), Chiqa Djati (2004), Dody Priambodo (2003), Dian Priyani (2004), Rendi Saputra (2001), Ririet Sutikno (2005).
Dengan berbekal sok akrab dan sok kenal, serta pengetahuan dan pengalaman selama mengikuti program pertukaran semasa di Jepang dulu kami pun naik ke atas pentas memandu jalannya acara tersebut. Yah, ternyata pengalaman program pun bisa berguna di sini. Diterapkan dengan jual kecap nomor satu, hahaha! Yang penting adalah tetap percaya diri. And to my surprise: it went well. Kenapa saya tuliskan "surprise"? Tak lain dan tak bukan adalah karena berbagai kendala teknis yang dialami beberapa waktu sebelumnya.
Delegasi Jepang memberikan sambutan pada Farewell Party
Tapi sudah, lah! Saya tak terlalu memusingkan itu. Yang menyenangkan adalah: ini semua bukan proyek balas budi, hahaha! Sudah bukan rahasia lagi kalau alumni program selalu dikaryakan dalam kapasitasnya untuk kerja rodi. Kalau pun mendapat imbalan itu pun sudah habis untuk menutupi biaya operasional dan sisanya pun lari untuk kepentingan organisasi perhimpunan alumni. Belum lagi dengan posisi saya sebagai Volunteer alias Relawan dari Yayasan Bina Antarbudaya. Hello minna-san, dilihat dari namanya saja sudah tertulis di jidat kami "Work For Free", *LOL*
Presentasi Japanese Traditional Fisherman Dance
seluruh peserta dan panitia menyanyi bersama di penghujung acara
Kalau memang sudah jalannya rejeki: tidak bakal dia lari ke mana pun jua. Alhamdulillah! Cuap-cuap kami di atas panggung itu pun berbuah honor yang cukup lumayan. Wah, baru kali ini senang rasanya jadi alumni program. Jerih payah saya pun tak selalu harus diartikan sebagai proyek balas jasa, hahaha. Memang tidak banyak, namun saya mensyukuri karunia tersebut. Cukup buat ongkos taksi dari hotel ke rumah begitu lah :-) Dan tentu saja dengan sedikit berbelanja di Bodyshop pastinya, *wicked smile*.
LR: chiqa, reo nakado, dodY and joko
party pix; peserta program, alumni dan pejabat Pemprov Jawa Timur
Kalau sudah begini, mungkin saya patut mempertimbangkan pekerjaan sebagai MC menjadi side job yang cukup menjanjikan di masa depan? Hehehe :-)
Semoga keceriaan saya kali ini mampu menghadirkan inspirasi tersendiri dalam khazanah kesehariaan anda. May this finds you all well and have a hardrocking week, minna-san! Groetjes.
posted by dodY @ 15:17
|
|
|
|
|
|
|
|
back to front page / kembali ke Blog