<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6735511\x26blogName\x3ddodYmania+-+a+daring+adventure\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dodymania.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dodymania.blogspot.com/\x26vt\x3d-6947541969606263846', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
a daring adventure...
Profile | Blog | Fellow Blogger | Links | Gallery
Monday, April 04, 2005

 kosong-empat kosong-empat kosong-empat



Entah angin apa yg membawa saya menjadi sendu seperti saat ini. Di saat banyak rekan berbicara indahnya cinta, saya justru berpikir betapa cinta itu sendiri begitu menyakitkan. Ngga tau kenapa deh, tiba-tiba saja saya berpikiran skeptis seperti ini. Bukannya tak lagi percaya dengan keagungan cinta, namun kiranya ada suatu saat di mana cinta tak bisa berbuat banyak dalam membahagiakan manusia. Mungkin hal itu memang ada benarnya, seperti yang dituliskan Melly Goeslaw dalam lagu "Oh Cinta" yang dipopulerkan oleh "Warna" beberapa waktu yang lalu:

Cinta... tak kumengerti
Sekarang ingin, esok tak ingin


Bagaikan dua mata pedang yang sama tajamnya, cinta memiliki dua kekuatan sekaligus yang saling berlawanan. Satu kekuatan maha dahsyatnya mampu membuat insan manusia bahagia hingga ke awang-awang; sedang kekuatan spektakuler lainnya mampu membuat manusia jatuh terpuruk dalam kepedihan dan duka. Lalu, ada apa dengan kosong-empat seperti pada judul posting kali ini?

Kosong-empat kosong-empat kosong-empat mewakili hari berakhirnya perjalanan cinta saya dengan "opium seri pertama" yang terjadi tepat setahun lalu. Tidak kah Tuhan begitu hebat memberikan berbagai "kejutan" dalam hidup saya? Sempat pula sedikit saya dibuat tertawa saat mengingat kejadian ini. Kok bisa pas ya? Breaking up pada tanggal empat... bulan empat... tahun dua-ribu-empat... dan lebih tepat-nya jam empat sore, meski embel-embel "lebih empat menit" yg saya tuliskan dalam gambar di atas adalah sekedar pemanis visual. Sedikit banyak kejadian itu berlangsung di kisaran waktu yg saya sebutkan tersebut. Bener kok... ngga bohong! Hehehe!

Harus saya akui kalau breaking up wasn't so easy at that time! Hanya tujuh-puluh-empat hari menuju peringatan dua tahun perjalanan asmara kami. Apa lagi di saat itu saya masih teramat mencintainya. Mungkin saya terlalu naïve untuk berani bersikap jujur pada diri sendiri. Tak ingin tersakiti oleh cinta, di kala itu saya beranggapan bahwa hubungan kami memang baik-baik saja. Kalau pun ada sedikit pertengkaran di sana-sini itu pun saya anggap sebagai sekedar minor hiccups yang terjadi pada setiap pasangan. Kiranya memang saat itu saya tak bisa melihat lebih jauh akan apa yg saya sedang alami. Melihat dengan mata hati; itu lah yang tidak saya lalukan kala itu.

Di saat pasangan sudah tidak lagi bisa menghormati satu sama lain, tentunya ada lebih dari sekedar minor hiccups yang terjadi dalam hubungan itu. Breaking up mungkin terkesan sebagai pilihan yang tergesa-gesa, namun bila anda sudah bisa menyadari hal ini sejak dini tentunya bisa diambil penyelesaian yang lebih bijaksana. But the thing is: I was too late realizing these-so-called "respect-your-partner" issues. Terlambat, hingga ini telah berkembang menjadi sangat parah. Terlambat jauh, hingga keputusan untuk breaking-up yang dia ajukan mau tak mau harus saya terima.

Pedih pula. Perjalanan asmara kami yang coba saya pertahankan harus kandas di tengah jalan. Hampir dua tahun kami mengarungi samudra cinta, namun kali itu pasangan saya memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan. Pedih pula. Terlebih menyakitkan adalah di saat kami telah berpisah... duka itu pun tak kunjung usai. Tak kurang saya sempat dimaki dengan sumpah serapah di kala saya gagal meng-arrange perjalanannya plesir-nya ke Surabaya. Niat yang tadinya berkeinginan untuk dapat bersua dan bergembira (terlepas dari hubungan kami yg sudah berakhir) harus kandas dalam sebuah amarah.

Menyesal kah? Jika anda bertanya hal ini setahun yang lalu mungkin saya menjawab "ya". Namun sekarang? Saya rasa tidak! Saya melihat ada banyak pelajaran yang bisa saya ambil. Pelajaran bagaimana saya melihat pasangan, diri saya sendiri, dan kami berdua sebagai satu tim. Pelajaran untuk bagaimana saling menghargai ketiga komponen tersebut. Namun kiranya yang terpenting adalah bagaimana saya belajar untuk berani bersikap jujur... terhadap diri sendiri. Sahabat-sahabat baru, dunia baru telah mampu membuka mata saya untuk bisa menghadapi segalanya dengan lebih bijak. Terima kasih pada anda semua fellow bloggers, penjahat Friendster dan gerombolan pengacau Yahoo! Messenger... [termasuk anda yg sering mampir namun tidak pernah meninggalkan jejak :-)] yang selama ini yang telah banyak memberikan cahaya, semangat, dan membuka hati saya untuk menjalani hidup.

Sejak saat itu saya menyadari betapa berharganya hidup untuk dilewatkan begitu saja dalam kepedihan cinta. Desperation is a luxury I can no longer afford. Deretan angka 04-04-04 tidak lagi menandai titik kepedihan dalam hidup saya, namun lebih kepada satu batu pijakan untuk melangkah maju di mana saya belajar banyak tentang berbagai hal. Satu titik yang menandai keberanian saya membuka mata hati untuk bersikap jujur pada diri sendiri. Keputus-asaan yang dulu pernah melanda kini bisa saya singkirkan. Mungkin ini lah hukum alam: kita yang berani menaruh hati demi kebahagiaan cinta harus pula berani bertarung dengan kepedihan darinya. Harus kah saya kehilangan kepercayaan kepada sang cinta? Hehehe, saya rasa tidak. Kekuatan cinta yang begitu besar itu sayang kalau disia-siakan begitu saja.

Oh, betapa besarnya kuasa Tuhan dalam memberikan kebahagian melalui kehadirannya dalam hidup saya. Dia kah yang nantinya menjadi opium berikutnya bagi saya? Kebahagiaan dari bercinta itu kini kembali bisa saya rasakan. Meski kini tengah terperangkap dalam status yang "membingungkan" (not so single but not yet completely taken), hal itu tak mampu memupuskan saya untuk tetap bersyukur padaNya atas kebahagian yang Dia berikan. Saya merasa amat bahagia, terlepas dari banyak orang bilang kalau hubungan saya berkesan "nanggung". Ya! Saya bahagia dan saya bersyukur padaNya atas kebahagiaan itu. Saya berpikir: bagaimana mungkin bisa menikmati hidup kalau kita sendiri tak mampu (mau) bersyukur dengan apa yang Dia berikan untuk kita? Satu lagi pelajaran yang saya dapat dari sederetan kode angka 04 tersebut: BERSYUKUR!

Wis yo! Have a hardrocking week!

groetjes,

dodY
xxxx

posted by dodY @ 20:01




Dody Priambodo
Jakarta, Indonesia
mazuta2222@yahoo.com

dodY defines himself as a self-proclaimed late-twenties plain guy. after... God knows how many years, he finally managed to get out from FE Univ. Airlangga. lately, figuring out how to enjoy the heavy workload and endless boredom at work seems to be a challenging adventure. this guy considers himself highly energetic and vibrant, yet balancing banalities of being an incurable drama queen proves to be a full-time challenge. he sees himself clamored by surroundings of good friends that last for a lifetime. how? by ruling the cyber world for sure! this man confidently regards himself as half-Queenslander and being a huge fan of Brisbane Broncos is only a matter of local pride.

dodY lures himself into watchable flicks, smooth jazz, and delectable food. healthy recipes? oh, that stands merely as an unnecessary option! dodY claims himself a huge fan of Hanshin Tigers as a cover-up of having lack interest in sport. he lays great admiration on Carol Shields as much as his enjoyment toward her works. dodY finds an ultimate pleasure on his addiction to "jalan-jalan"; which refers to plenty of travel with lots of leisure. and, oh! this fellow thinks himself as an expert in Community-Development issue in the future. now, let dodY develop himself to behave well for the sake of a community to exist!


blog ini lebih cihuy dibuka pake Get Firefox! cobain deh!
ShoutBox
Previous Posts
Archives
Navigation
Credits
Powered by Blogger.com
Comments Powered by Haloscan.com
visit pralangga.org