<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6735511\x26blogName\x3ddodYmania+-+a+daring+adventure\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dodymania.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dodymania.blogspot.com/\x26vt\x3d-6947541969606263846', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
a daring adventure...
Profile | Blog | Fellow Blogger | Links | Gallery
Monday, April 18, 2005

 kesempurnaan memang hanya milik Tuhan



Manusia itu tempatnya salah dan luput karena kesempurnaan memang hanya milik Tuhan. Tulisan ini sedikit banyak terinspirasi oleh kata-kata dari seorang entartainer kondang di negeri ini, sebut lah dia Dorce Gamalama, dalam salah satu program talk show-nya di Trans TV. Bukan soal materi yang dibahas dalam perbicangan di acara itu, namun lebih pada bagaimana Dorce menyampaikan salam penutupnya. Ya... manusia itu tempatnya salah dan luput karena kesempurnaan memang hanya milik Tuhan... begitu kira-kira sepenggal ucapnya saat mengakhiri acara bincang-bincang tersebut. Tidak kah itu begitu menyentuh? Sering kali tanpa disadari kita sudah banyak bersikap sombong terhadap diri sendiri. Merasa paling mampu, paling tahu, paling bisa... dan sederetan paling ini dan paling itu lainnya. Tak jarang kita lupa bahwa di atas kita masih ada kekuatan Maha Agung yang memberikan kita kehidupan. Pantas kah manusia menjadi sombong melawanNya?

Pengalaman ini juga sedikit banyak menyentil alias mengusik hati saya saat teringat kata-kata Dorce tersebut. Apa pasal bisa sampai begitu? Berawal di bulan Maret lalu, saya melakukan reservasi penerbangan dari Jakarta menuju Surabaya untuk kedua orang tua saya. Dengan maksud mendapatkan tawaran terbaik (baca: best fare!) maka berkelana lah saya di dunia maya. Pada situs AW Airlines saya berhasil mendapatkan best fare tersebut. Bayangkan... hanya IDR167.700 per pax untuk penerbangan dari Jakarta menuju Surabaya. Sekarang memang zamannya terbang murah :-) Tak heran bila Air Asia, yang kini menguasai 49% saham AW Airlines, berani meneriakkan slogan "Now Everyone Can Fly" dalam setiap kampanye promosinya. Tanpa proses yang berbelit-belit dan thanks to the magical efficiency of credit card (alias si "plastic money") semua proses reservasi dan pembayaran berlangsung cukup singkat. Paid and confirmed, done deal! Saya mencetak kode booking serta detail penerbangan lainnya dengan maksud supaya bapak dan ibu tak perlu mengingat-ingat lebih jauh. Keterangan akan hari dan jadual waktu penerbangan juga sudah tertera di situ. Tinggal menunjukkan kode booking dan kartu identitas (KTP) pada saat check-in maka beres lah semua urusan. Was it as simple as that? Tunggu dulu...

Things could have been simple if everything works perfectly normal. Namun sayangnya apa yang terjadi tidak lah demikian adanya. Pada hari-H my mum completely forgot about the flight details and stuffs. Bapak pun juga tidak merasakan ada yang aneh pada hari itu. AW Airlines dalam penerbangan QZ7122 departed at 11.15 sudah lebih dahulu meninggalkan Bandara Soekarno Hatta pada saat mereka tiba di sana pukul 11.30 WIB. Air fare yang telah dibayarkan bersifat non-refundable dalam syarat-syarat yang mengikatnya (dengan konsekuensi pada tarif yang begitu murah). Maka kepanikan pun tak bisa terhindarkan lagi. Pilihan selanjutnya jatuh pada Garuda Indonesia’s Citilink dalam penerbangan GA-074 yang berangkat pada pukul 12.15 siang itu. Kebijakan pembayaran cash only yang diterapkan oleh pihak manajemen Citilink tak pelak menimbulkan kepanikan lagi. Apa pasal? Ternyata bapak dan ibu tidak membawa uang tunai dalam jumlah yang cukup, mengingat kejadian tertinggal penerbangan semacam ini benar-benar di luar dugaan. Di saat genting seperti itu ternyata kesaktian kartu kredit alias si duit plastik memang harus dipertanyakan. Masih ada gitu yah... hari gini pembayaran tiket pesawat hanya menerima uang tunai alias benar-benar ogah dengan kartu kredit?! Perjuangan untuk menarik uang tunai melalui ATM BCA di sekitar wilayah itu tak juga membuahkan hasil. Susah banget carinya... ngga ketemu! Bisa dibayangkan betapa emosi dan rasa panik bercampur menjadi satu di saat itu. Akhirnya, dengan sedikit dibantu oleh paman saya yang kala itu mengantarkan mereka, air fare untuk penerbangan GA-074 bisa terbayar tunai. Niat untuk terbang murah bersama AW Air akhirnya harus gagal (dan kehilangan air fare yg sudah terbayar) dengan menyerah pada Citilink beserta tarifnya yang lebih mahal.

Siapa yang harus disalahkan? Well... patut lah Dorce berucap “manusia memang tempatnya salah dan luput”. Kita yang merasa serba tahu pun akhirnya bisa juga salah, hingga tertinggal penerbangan semacam itu. Meski printed details of booking code and flight schedule sudah dipegang di tangan, namun bila memang benar-benar lupa mau bagaimana lagi? Kartu kredit yang selama ini telah banyak membantu (dalam menguras dompet) pun terbukti tidak terlalu sakti (setidaknya di negri ini... di mana duit plastik tak bisa digesek sembarangan). Anjungan Tunai Mandiri, alias ATM, yang sering didewakan karena kemudahan darinya dalam menarik uang tunai pun tak juga terlalu sakti. Tawaran tarif penerbangan yang murah dan menggoda itu pun harus terlewatkan begitu saja. Tanpa bermaksud menyinggung... mungkin ada benarnya kalau saat ini manusia mulai merasa sedikit sombong. Kemajuan peradaban dan canggihnya teknologi yang telah banyak "mempermudah" kehidupan kita sering kali membuat manusia merasa memiliki kekuatan lebih. Namun bila memang Tuhan sedang menguji kita... apa lah daya manusia?

Saya berharap pada diri sendiri dan juga tentunya untuk segenap dewan pembaca yang budiman agar pengalaman ini bisa menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi kita semua. Mari lihat ke dalam... seberapa jauh kita menempatkan Tuhan sebagai kekuatan terbesar dalam hidup ini... dan bukan pada materi dan teknologi yang selama ini telah banyak “mempermudah” hidup kita. Anda sendiri lah yang bisa menjawabnya! Dan seperti biasa... semoga pengalaman dan pelajaran ini mampu memberikan inspirasi tersendiri untuk keceriaan hari-hari anda. Sukses selalu dalam karya dan cipta. Have a hardrocking week, minna-san.

groetjes,


dodY
xxxx

PS. Karena ngga dapet gambarnya AW Air, maka foto Air Asia pun jadi lah terpasang di situ. Sebenernya ada siy... cuma males aja kalo mesti bongkar-bongkar lagi. Hihi... dasar males :-p Tapi gak papa ‘kan?! Secara sebentar lagi nama AW Air akan segera berganti menjadi Air Asia Indonesia. Photo credit goes to Garry Lewis yang di ambil dari situs Airliners.Net

posted by dodY @ 20:14




Dody Priambodo
Jakarta, Indonesia
mazuta2222@yahoo.com

dodY defines himself as a self-proclaimed late-twenties plain guy. after... God knows how many years, he finally managed to get out from FE Univ. Airlangga. lately, figuring out how to enjoy the heavy workload and endless boredom at work seems to be a challenging adventure. this guy considers himself highly energetic and vibrant, yet balancing banalities of being an incurable drama queen proves to be a full-time challenge. he sees himself clamored by surroundings of good friends that last for a lifetime. how? by ruling the cyber world for sure! this man confidently regards himself as half-Queenslander and being a huge fan of Brisbane Broncos is only a matter of local pride.

dodY lures himself into watchable flicks, smooth jazz, and delectable food. healthy recipes? oh, that stands merely as an unnecessary option! dodY claims himself a huge fan of Hanshin Tigers as a cover-up of having lack interest in sport. he lays great admiration on Carol Shields as much as his enjoyment toward her works. dodY finds an ultimate pleasure on his addiction to "jalan-jalan"; which refers to plenty of travel with lots of leisure. and, oh! this fellow thinks himself as an expert in Community-Development issue in the future. now, let dodY develop himself to behave well for the sake of a community to exist!


blog ini lebih cihuy dibuka pake Get Firefox! cobain deh!
ShoutBox
Previous Posts
Archives
Navigation
Credits
Powered by Blogger.com
Comments Powered by Haloscan.com
visit pralangga.org