|
|
Tuesday, June 29, 2004 |
|
Rotex dalam Orientasi Siswa Outbound - Ikatan yang Tak Terpisahkan
Dear Rekan Rotex, Adik-adik Yeppers, Fellow Rotarian, Keluarga Besar YEP D3400 yang budiman...
Perkenalan dulu neh :-) Dody Priambodo, Rotex 97/98 (Australia D9570)... jadi buat adik-adik skalian (banyak yang masih brondong 'kan, hehe) salam kenal aja deh!!! Selama ini memang jarang beredar di milist, sehingga banyak yang diantara kalian yang tidak mengenal saya. Preman Rotex wilayah Jawa Timur (hiiiks, di sini sepi banget :-P). Jadi, saya harap perkenalan yang singkat ini mampu membawa kedekatan yang cukup intens diantara kita semua. Seperti pepatah bilang... tak kenal maka tak sayang! Jadi semua sayang saya 'kan? Hah?!?! Please deh... JAYUS bgt gw :-P Tidak mau mengajukan klaim sebagai Rotex tua, karena yang lebih fosil dan uzur dari saya juga masih banyak beredar di pasaran. Whuahuwaa... teramat *menusuk dan menyayat* :-P
Mohon maaf baru kali ini saya bisa ikut berkomentar tentang isu hangat yang memang "happening banget" di lingkungan kita. *jadi merasa bersalah* Tapi bagaimana pun juga, biar telat yang penting ikut urun-rembug berkenaan dengan isu yg sedang kita hadapi ini. Mungkin memang baru kali ini (sepanjang pengetahuan saya) ada sebuah "wacana" akan kontribusi Rotex yang dinilai dengan unit moneter dalam nominal tertentu. Perhaps... baru kali ini juga Rotex "tidak begitu dilibatkan" dalam kegiatan orientasi siswa outbound. Lebih menakjubkan lagi... akan adanya pendapat bahwa Rotex tak lebih sekedar dari pemanis panggung acara Orientasi, dengan blazer penuh pesona itu :-( Atau juga sebagai "pelaksana lapangan" dalam kelangsungan acara Orientasi. Dan mungkin ada benarnya juga kalau baru saat ini orientasi diselenggarakan dalam "tempo yang sesingkat-singkatnya" (Proklamasi banget), meski pelaksanaan yang dilakukan dengan seksama itu masih menjadi pertanyaan sampai saat ini.
Dari berbagai input yang masuk dalam milist kita... kiranya boleh saya sampaikan sebuah pandangan segar bagi kita. Hal ini murni sebuah pemikiran subyektif dari perspektif saya pribadi. Jadi kalau mungkin kurang berkenan atau ada salahnya... harap maklum saja. Punten pisan, mohon maaf sebelumnya. Your comments and suggestions are greatly welcomed and appreciated :-) Toh, ini semua demi kebaikan kita bersama, bukan?!
Saya melihat akan adanya sebuah permasalahan yang tidak terkomunikasikan dengan baik diantara berbagai pihak yang terlibat di dalamnya. Mengapa begitu? Coba kita perhatikan lebih dalam... Begitu timbul isu "Rotex mesti bayar dalam orientasi siswa outbound" sontak banyak pihak angkat bicara. Semuanya ingin menyuarakan kegeraman, keprihatinan dan lebih jauh lagi... rasa tak percaya yang begitu mendalam. Satu pihak meng-klaim akan posisi dirinya yang merasa amat dipojokkan, satu pihak lain merasa perlu "jual mahal" akan kontribusi yang akan dia berikan, sementara di sisi lain ada pihak yang mengajukan tuduhan akan pelaksanaan "tugas mulia" ini yang diselenggarakan dengan asal-asalan. Dalam sebuh pandangan yang lebih dalam terdapat satu pihak lagi mengajukan ancaman "kalo nanti semuanya berantakan baru tau rasa loe!". Sementara pihak lain tetap berpegang teguh pada pendiriannya / "keukeuh" dengan keputusan yang telah diambil sebelumnya, dan yang lebih parah lagi... ada pihak yang terkesan tidak mendengar permasalahan ini; terlepas begitu hangat dan intens-nya topik ini dibicarakan di milist kita.
Mungkin patut kita menilik sedikit ke belakang tentang seberapa dekat dan mesranya hubungan antara Rotex dan Pengurus YEP di tingkat district. Dalam perspektif saya, idealnya antara Rotex dengan Pengurus YEP di tingkat wilayah maupun district (lebih jauh mungkin dengan DG beserta board member-nya) dan keluarga besar YEP (those families of ours) mampu tercipta dan terlaksana sebuah sinergi yang menguntungkan. Kesemua stake holders yang terkait di dalamnya seyogyanya mampu membawa keberhasilan pelaksanaan program ini apabila terikat dengan sebuah komitmen dan kepercayaan serta tanggung jawab berkarya yang kuat. (pheewwh... ini nulisnya dengan penuh cucuran keringat dingin lho, hehehe). Namun bagaimana kah dengan apa yang terjadi saat ini?
Tanpa bermaksud untuk memojokkan pihak tertentu; dalam pandangan saya (sekali lagi ini merupakan perspektif pribadi yang bersifat subyektif) bahwa apa yang saya rasakan & alami semasa "bertugas" sebagai Rotary Youth Exchange Student mungkin dapat digambarkan sebagai "sedikit berbeda" dengan yang dilalui oleh adik-adik Yeppers & "Fresh-Rotex" beberapa tahun belakangan ini. Kembali ke "masa itu", siswa YEP begitu mendapat perhatian yang begitu intens sejak sebelum keberangkatan, selama bertugas dalam program pertukaran bahkan hingga kepulangan kembali ke tanah air. Proses interaksi (yg bersifat simbiosis mutualisme) ini tidak berhenti begitu saja dengan selesainya program ini. Keterikatan hubungan kekeluargaan ini terus berlanjut di masa-masa berikutnya. Dari sini lah saya memandang bahwa keberhasilan pelaksanaan program ini merupakan sebuah proses yang berkelanjutan. Singkat kata, kesemuanya itu bukanlah sulap belaka yang bisa membawakan hasil dalam waktu semalam! Lalu bagaimana dengan adik-adik kita saat ini?
Signifikansi (duh, ngomong opo seh iki? :-P) keberhasilan program ini saya pandang ke dalam dua aspek waktu. Dalam jangka pendek adalah bagaimana proses pertukaran pelajar ini mampu berlangsung dengan baik. Bukan berarti tanpa masalah sedikit pun, namun yang utama adalah bagaimana masalah2 tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Sedang dalam jangka panjang adalah bagaimana program ini mampu memberikan benefit yang besar untuk dapat menciptakan siswa Yeppers (selanjutnya menjadi Rotex) sebagai pribadi-pribadi tangguh sebagai generasi penerus bangsa ini (gedubrak... daleeem bangeeet). Perlu dipahami bahwa hal tersebut tidak terjadi dalam waktu singkat setelah program tersebut usai. Pandangan ini dapat diukur kira-kira 5 hingga 10 tahun kemudian (atau lebih) saat siswa Yeppers memasuki dunia berkarya yang menuntut tanggung jawab yang lebih kompleks. Hehehe, ngga perlu sampe dikasih contoh satu per satu 'kan? Bisa-bisa tulisan saya kali ini tak ubahnya sang ular naga dengan ekornya yang menjalar panjang kian kemari :-) Saya rasa dalam hal ini kiranya banyak pihak akan mendukung pendapat tersebut. Bukan kah begitu rekan Rotex sekalian... fellow Rotarian yang budiman?
Saya ingin sampaikan bahwa keberhasilan itu semua tidaklah bisa di-klaim oleh satu pihak tertentu saja. Dalam perspektif yang lebih luas, ini semua merupakan sebuah kerja tim bukannya sekedar tugas individu yang dilaksanakan secara pribadi. Tak perlu saling menuding Rotex lebih berpengalaman... Pengurus YEP tk. District yang lebih tau... atau peran keluarga yang teramat signifikan. Tiada baiknya bila kita saling melempar kesalahan. Pengurus YEP ngga becus lah, Rotex kasih info ngga bener lah, keluarga siswa outbond yang kurang perhatian lah. The list is endless. Jujur saja, kesemuanya itu merupakan bagian yang tak terpisahkan. Kalau kita ngga kerja sama... gimana bisa sukses?
Kalau saya melihat apa yang terjadi saat ini... well... mungkin hubungan itu tidaklah begitu mesra seperti dulu kala. Namun hal itu tentunya tak perlu menghentikan kita dalam berkarya. Bila mungkin hubungan itu yang tidak "terasa" mesra... mengapa sih tidak terpikirkan untuk melaksanakan sebuah rekonsiliasi diantara pihak2 terkait? Terputusnya hubungan ini lah yang mungkin membuat kerja Pengurus YEP jadi "sedikit" terganggu. Lalu.. kita harus menunggu sampai kapan hal tersebut akan bisa terselesaikan? Akan kah kita menunggu "pihak lawan" untuk mengambil langkah awal dalam proses rekonsiliasi ini? Sampai kapan kah kita akan "lepas tangan" menghadapi hal ini? "Sudah ah, masa bodoh! Ntar kalo ada yang ngga beres kita ngga tanggung! Lagian kita kan ngga ikut-ikut". Sampai kapan kah Pengurus YEP juga akan menutup telinga akan hal ini? Come on guys... keberhasilan program ini adalah cita-cita kita semua 'kan? Gimana bisa sukses kalo kita ngga kerja sama? Gimana bisa kerja sama kalo hubungan itu "tidak mesra" adanya?
Saya bukannya menentang usaha pembentukan organisasi Rotex di district kita, namun kiranya saat ini yang terpenting adalah bagaimana kita bisa berkarya bersama demi kesuksesan program kita tercinta. Pembentukan itu bisa dilaksanakan seiring dengan berjalannnya waktu. Jujur saja... saya sendiri rasanya sudah lelah mencari pengakuan itu (walau tak ingin menyerah dalam perjuangan). Buat saya, keikhlasan dalam berkarya adalah yang terpenting. Bodo amat orang mo ribut menuding kita yang "tidak eksis" dengan segala hujatan itu. Saya kerja tidak mencari status dan demi pengakuan mereka... saya kerja demi kesuksesan program ini secara keseluruhan. Dan kiranya mustahil saya (dan kita) bisa bekerja kalau kita masih saja berkutat dalam keributan ini. Kalau bergandeng tangan saja kita masih enggan... hanya karena kemesraan itu yang kian menipis?
Jadi... inikah saatnya untuk menjalin kembali kemesraan itu? Inikah saatnya untuk saling bergandeng tangan bekerja sama demi kesuksesan yang kita cita-citakan itu? Jawabnya: "YA"!!!!!
Tidak perlu saling menuding kesalahan, tidak pula saling menunggu pihak mana duluan yang mengambil langkah awal dalam proses ini. Komitmen yang kuat dalam berkarya demi kesuksesan program ini adalah hal yang terpenting! Kontribusi kita semua amatlah berarti! Marilah bersatu!!!
Untuk kejayaan Rotary International's Youth Exchange Program District 3400 - Indonesia! Demi generasi penerus bangsa yang tangguh!!!
Salam Rotex,
dody
xxxx
Dody Priambodo
Rotary Exchangee 1997-1998
Sponsored by Rotary Club of Malang - District 3400, Indonesia
Hosted by Rotary Club of Emerald - District 9570, Australia
posted by dodY @ 13:18
|
|
|
|
|
|
|
|
back to front page / kembali ke Blog