|
|
Thursday, October 20, 2005 |
|
Pasang Togel Nomer Tiga-Puluh-Delapan
Berkat anjuran bapak yang satu ini, posting kali ini pun saya tulis dengan sedikit senyum yang masih saja tersimpul di bibir saya :-) Setidaknya beberapa kejadian yang sempat menguras air mata saya beberapa hari belakangan ini mampu sedikit terkompensasi dengan berita bahagia ini. Hidup memang selalu saja berjalan dalam sebuah dinamika, sehingga terjerembab dalam lautan tangis air mata tampaknya memang bukan lah sebuah pilihan yang bijaksana. Ya ngga, Val ? Hehe :-)
Dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf kepada segenap sahabat blogger sekalian untuk sederetan tag-line kontroversial dan cukup menggoda yang sempat mampir di beberapa feature shoutbox / tagboard di "rumah" rekan-rekan semuanya. Maklum lah, saya sendiri pun awalnya sempat terkejut di buatnya. Apa lagi ini berkaitan dengan berita selebritis Top 100. Hehehe, narsis-nya kumat abis niy :-)
Jadi selebritis blogger? Wah, kiranya hal itu sempat menjadi impian saya beberapa waktu yang lalu! Maklum, namanya juga narsis jaya! Segala sesuatu yang berhubungan dengan kepopuleran diri sendiri selalu saja menjadi perhatian utama. Hehe *narsis mode on* Tak jarang beberapa rekan sempat berkisah bagaimana ada orang (beberapa dari mereka bahkan adalah perfect stranger yang tak pernah saya kenal sebelumnya) yang bisa tertawa terpingkal-pingkal dengan membaca posting saya yang terkenal garus (garus = garing dan jayus) itu. Tak jarang pula beberapa posting saya pun mampu mengundang rasa haru bagi beberapa sahabat dekat saya yang membacanya. Seperti layaknya selebritis di layar kaca dan layar perak, kehadirannya mampu memberikan rasa suka dengan duka yang selalu berjalan beriringan. Ada kah itu yang menjadi esensi sebuah selebritis blogger? Kiranya saya patut membiarkan anda untuk memutuskannya :-)
Lalu, sebenarnya apa saja sih yang diperlukan untuk menjadi seorang selebritis blogger? Tampaknya saya pun masih mengalami sedikit kebingungan untuk menjawab pertanyaan semacam ini. Bagaimana dengan sebuah pengakuan? Hmmm, bisa jadi ini adalah salah satu jawabannya. Maka kiranya ini pula lah yang membuat saya semakin bersyukur atas segala "usaha" yang telah dicurahkan selama ini. Mengingat bagi saya blogger adalah sebuah profesi, maka patut lah saya menyebutnya sebagai "pencurahan usaha" :-) Hehehe, sekali-kali boleh dong sedikit berbangga?
Tiga-puluh-delapan! Ya! Itu lah urutan yang saya tempati dalam Top 100 Blog Indonesia versi Priyadi Iman Nurcahyo a.k.a Priyadi.net, salah satu pesohor dan sesepuh dunia blog di negri ini. Melalui Technocrati dan beberapa features lainnya, Mas Pri (wah, berasa memanggil nama saya sendiri yah? hehe) menyusun 100 Blog Indonesia terpopuler dari 460 blog yang berhasil beliau kumpulkan berdasarkan peringkat di Technocrati. Dalam survei tahap pertama ini William Pramana menempati peringkat pertama sekaligus mengukuhkannya sebagai pesohor blog di negri ini. Sementara itu, bagaimana dengan saya? Hehe, sebut saja dengan pesohor #38 :-)
Terima kasih! Boleh jadi ini merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi saya. Lumayan lah, kapan lagi bisa dapet posisi strategis semacam ini? Dengan saingan para blogger senior dari seluruh Indonesia pula :-p Saya merasa sungguh bersyukur. Kegiatan blogging telah membawa saya ke dalam sebuah dunia yang super dahsyat. Darinya saya memperoleh banyak teman, beberapa diantaranya bahkan melekat erat sebagai sahabat. Berbagai kenangan yang tak lepas dari sederetan suka dan duka yang senantiasa menyertainya. Sekali lagi, saya teramat bersyukur dengan hadirnya dunia blog pada kehidupan saya.
Namun sesungguhnya bukan saya lah yang berhak mendapatkan pengakuan semacam ini. Bagi saya semua ini tak akan mungkin tercapai tanpa kehadiran rekan-rekan blogger sekalian. Tanpa kehadiran kalian para sahabat, beserta komentar dan pesan singkat di tag board rasanya posisi sebagai selebritis dunia blogger tak lebih hanya menjadi sebuah impian di siang bolong. Tak lupa dengan pemasangan link yang kerap kali membawa sahabat-sahabat baru untuk berkelana dan mampir di rumah saya ini pastinya turut membantu tercapainya pengakuan ini. Maka dengan segala kerendahan hati saya persembahkan prestasi ini untuk kesemua rekan-rekan blogger tercinta :-)
Sebenarnya sampai saat ini pun saya cukup heran akan apa yang telah dicapai selama ini. Hampir tiada henti dahi ini mengernyit keheranan. Kok bisa yah? Blog "ancur-ancuran" seperti ini masuk daftar sebagai Top 100 Blog Indonesia? IMHO, blog ini tergolong acak adul. Tidak punya tema khusus, baik dari segi isi maupun tata letaknya yang boleh dikata semrawut. Belum lagi dengan isinya yang kerap kali "ngga penting banget" hingga boleh dikata terlalu sederhana dan tiada beristimewa. Tak habis oleh isi yang acap kali berjuntai terlalu panjang, sindroma malas posting pun tak mau kalah bersaing menyerang dan menghinggapi diri saya. Jadi, selain blog ini berisikan "kenikmatan" gado-gado, sesungguhnya "penderitaan" yang dialaminya pun juga "gado-gado" :-)
Banyak blog yang menurut saya sepatutnya masuk ke dalam daftar Top 100 namun nyatanya luput juga. Mungkin karena kesalahan teknis dan juga berbagai sebab lainnya. Namanya juga buatan manusia, tak kan pernah lepas dari luput bukan? Sebut saja catatan perjalanan Luigi yang tersohor itu. Sudah ratusan blogger mencantumkan taut (link) dan datang bersua berkunjung ke rumah tersebut toh nyatanya tidak juga bertengger di urutan Top 100. Bagaimana dengan Leo yang kerap tampil dengan ulasan ringkas namun bermutu itu? Saya yakin traffic yang lalu-lalang di beranda "Middle Earth" itu cukup tinggi. Isinya yang berkualitas pun saya rasa lebih patut tercantum di daftar tersebut ketimbang blog saya ini! Belum lagi Nauval dengan ulasan tentang film yang kerap membuat mata tercengang oleh kehebatannya. Tak berhenti di situ saja, Mas Q dengan tulisannya yang runtut, ringan dibaca dan serta komprehensif semestinya mampu bertengger di urutan teratas. Sungguh, seharusnya blog-blog ini lah yang lebih patut berada di daftar Top 100. Namun apa daya, mungkin pesona saya sebagai selebritis lah yang lebih banyak berbicara :-) *kabuuuuurrr*
Sebagian dari keseratus penghuni daftar tersebut kiranya tak terlalu asing bagi saya. Sebut saja mulai dari Mas Wisa yang berada di posisi 31. Korupsi jam kerja sekian banyak hanya mampu mengantarkan dirimu di posisi 31, mas? Wah, kalau begitu hari-hari ke depan perlu lebih banyak korupsi :-) *winks* Lalu pasangan cintah Didats dan Golda bergandengan di urutan 16 dan 67. Syahrani si bijak pendukung setia Persebaya dan Fahmi sang mania F1 bertengger di urutan 36 dan 40. Rio, the nation's celebrated blogger gracefully listed at #69 (meski itu masih menggunakan alamat lamanya) hingga ke Pulau Lombok, di mana sang pakar menyelam Mbak Hani tersenyum di urutan 74.
Tak sedikit pula beberapa blog yang terdengar asing bagi saya. Tak pernah mampir sebelumnya, sehingga daftar ini memberikan pilihan yang cukup baik sebagai sarana berkelana untuk mencari bacaan alternatif di dunia maya. So, next time you spend time killing boredom on the internet why not trying few blogs listed there :-) Ngga usah sedih buat yang ngga masuk di daftar Top 100. Blogging itu nyantai aja, ngga usah terlalu dibikin pusing. Seperti kata pepatah bijak di zaman bahuela: "mangan ora mangan sing penting nge-blog" fufufufu :-)
Semoga tulisan kali ini mampu memberikan inspirasi tersendiri untuk keceriaan hari-hari anda semuanya. Sukses selalu dalam karya dan cipta! Have a hardrocking week, minna-san :-)
groetjes,
dodY xxxx
PS. Tulisan kanji di atas dibaca "san-ju-hachi-ban" yang berarti "nomor 38" atau "yang ke-38". Hehehe, cocok buat pasang nomer togel malam ini? Fufufufu :-) Content edited as at 15-Nov-2005
selengkapnya/read more...
posted by dodY @ 11:00
|
|
|
|
|
|
Thursday, October 13, 2005 |
|
crash boom bang: a complete idiot's guide to terrorism
Dengan segala kerendahan hati saya menyatakan rasa bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh korban Bom Bali II. Serta kepada keluarga yang ditinggalkan semoga senantiasa diberikan ketabahan serta kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Rasanya sungguh malang nian nasib bangsa ini; tiada habis cobaan satu datang pula tiada hentinya cobaan berikutnya. Apa pun alasan yang mendasari pengeboman ini saya tetap berpandangan bahwa itu tetap lah sebuah tindakan yang tidak patut. Bagi saya perbuatan penghilangan nyawa manusia demi pemenuhan tuntutan tertentu tetap saja tidak bisa ditolerir.
Belakangan ini, serangkaian tajuk rencana akan isu Bom Bali II di berbagai surat kabar serta media lainnya kerap kali dipenuhi oleh sederetan tulisan yang komprehensif oleh pakar dari berbagai bidang. Sebut saja mulai dari petinggi militer dan intelejen, pejabat tingkat menteri dan dirjen, ahli psikologi, sosiologi, hingga pakar kriminologi, serta serangkaian ahli dari berbagai disiplin ilmu lainnya. Kesemuanya pula diikuti oleh sekeranjang analisis yang mendalam dari berbagai disiplin ilmu yang digelutinya. Terlepas perbedaan yang timbul dari berbagai analisis yang ada, dapat lah ditarik sebuah benang merah bahwa pada dasarnya kesemuanya turut menyuarakan keprihatinan yang mendalam akan nasib bangsa ini.
Melalui media blog, saya pun kiranya turut terketuk hati untuk menyampaikan inspirasi hati ini. Jangan berharap untuk menemukan pembahasan njelimet bak analisis ahli intelejen dalam posting kali ini. Mungkin memang lah tulisan ini tak kan cukup patut untuk menyaingi para ahli di atas, mengingat saya sendiri pun tidak pernah mengajukan klaim sebagai ahli apa pun (kecuali ahli bikin onar, hehehe). Namun kiranya dari kesederhanaan pola pikir yang saya ajukan ini, terbersit suatu harapan kecil untuk membuka pandangan rekan-rekan sekalian akan apa yang terjadi di negri ini.
Seperti yang sudah saya sampaikan di atas, bahwa berbagai bentuk terorisme melalui tindakan pengeboman dan semacamnya tetap lah tidak bisa ditolerir. Saya memberikan dukungan terhadap berbagai gerakan untuk melawan terorisme di berbagai belahan dunia ini. Pesan saya untuk para teroris tersebut: mbok yo, sareh dhisik. leren anggone ngebom kono kene. wis akeh sing dadi korban. Mbok yo... nggolek penggawean sing liyane... sing luwih mupangati. Bagi anda yang tidak cukup memahami ungkapan tersebut, silakan tanya kepada ahli bahasa Jawa di penjuru jagat raya blog; sebuat saja seperti bapak Wisa dan Nauval, hehehe :-) Menurut hemat saya: daripada bikin teror dan bom sana-sini 'kan ya lebih baik nge-blog saja! Ya ngga siiiyy?? Hehehe!
Bangsa ini sudah cukup lama terkenal memiliki sifat yang latah. Rasanya tak sedikit pula berbagai kebijakan serta sistem manajemen yang dipakai pemerintah kita didasari oleh sifat latah. Mungkin karena itu lah, berbagai aksi latah oleh para artis di layar kaca kerap kali mendapat sorotan berbagai media. Ada kah hal tersebut memiliki sebuah hubungan kausal? Hehehe, silakan lalukan analisis sendiri... saya ngga mau ikut-ikut! Mengingat sekarang saya sudah cukup pusing oleh kerjaan skripsi yang saat ini berada dalam status "kejar tayang", hihihi :-)
Latah... latah... latah... Masih ingat berbagai perubahan yang diterapkan semenjak kejadian Bom Bali I? Untuk masuk ke Pulau Dewata melalui pelabuhan penyeberangan Ketapang - Gilimanuk setiap orang diwajibkan melewati pemeriksaan yang cukup ketat. Tanpa identitas yang valid, jangan harap bisa menembus penjagaan yang ada. Lalu kenapa hanya di pelabuhan? Memangnya teroris ngga cukup kaya untuk datang ke Bali dengan menggunakan sarana transportasi udara?
Belum lagi dengan pintu masuk ke hotel berbintang dan pusat perbelanjaan pun ikut-ikutan latah dengan memasang penjagaan yang tak kalah ketat dan detektor logam layaknya sebuah bandara. Kenapa mesti menunggu ada kasus bom baru diterapkan kebijakan penjagaan semacam ini? Kalau memang kita bersikap waspada mestinya sudah sejak zaman bahuela kebijakan semacam ini diterapkan. Latah bukan?
Tak kalah konyol lagi, dari kasus Bom Bali II, sejumlah rumah yang digunakan sebagai tempat kos di Denpasar ditertibkan oleh petugas. Para penghuni dimintai keterangan dan didata demi menjamin keselamatan di wilayah yang bersangkutan. Tanpa bermaksud menyinggung rekan-rekan yang tinggal di rumah kos; tidak kah bapak-bapak petugas keamanan itu berpikir bahwa "memangnya teroris cuma bisa tinggal di rumah kos"? Kalau mau nekat pasang bom yang ngga kalah dahsyat (dan modal yang cukup besar tentunya), seorang teroris bisa saja menginap di hotel mewah, seperti layaknya Faour Seasons! Ya 'kan? Tak hanya di Bali, sejumlah rumah kos di beberapa wilayah di Jawa Timur pun ikut mengalami nasib yang sama! Latah.. latah, Pak Polisi...
Sekali lagi kenyamanan kita pun sedikit terusik. Dalam beberapa kesempatan, sewaktu malam-malam buta polisi pun melakukan razia bahan peledak / sajam dan sebagainya di sejumlah ruas jalan di Jawa Timur. Alasannya demi mempersempit ruang gerak teroris. Penekanannya pada wilayah Lamongan dan sekitarnya. Dengan pertimbangan: *don't laugh* bahwa di sini lah asal Amrozi yang dikenal sebagai babe-nya teroris di negri ini. Hehehe, untuk Bapak yang satu ini, jangan tersinggung yah! Bukan berarti dirimu sang penguasa Lamongan turut disangka sebagai teroris lhoo... *kabuurrr* :-) Mungkin bagi anda hal ini tak banyak berarti, namun buat saya ini sangat lah konyol! Teroris bisa datang dari mana saja, bukan hanya Lamongan! Jadi kalau mau bersikap konsisten seharusnya razia semacam ini diadakan di seluruh ruas jalan pada semua penjuru negri ini! Bukan hanya Lamongan dan sekitarnya! Nah looo... latah bukan? Latah!
Terlepas dari beberapa pengecualian dalam proporsi yang amat sedikit, setiap tindakan terorisme pasti lah memiliki tujuan yang mendasari pelaksanaanya. Tak jarang, hal ini disertai beberapa tuntutan yang bersifat politis. Jaringan Al Qaeda, akademi militan di Moro, Filipina Selatan dan sebagainya pun tak luput dituduh sebagai biang kerok penanggung jawab kekacauan yang terjadi selama ini. Dalam beberapa wacana, sempat pula muncul isu agama yang diduga mendasari tindakan terorisme tersebut. Meskipun begitu, hingga kini belum diketahui dengan pasti tujuan apa yang mendasari pengeboman tersebut. Lalu, sebenarnya ada apa di balik kejadian ini? Puyeng juga 'kan?
Saya tak ingin berlanjut dengan sebuah pemikiran yang maha rumit dalam melihat permasalahan ini; karenanya saya mencobanya dengan cara yang lebih sederhana. Tidak kah bangsa ini mampu melihat bahwa sesungguhnya musuh besar bangsa kita (baik itu dalam bentuk terorisme maupun lainnya) ada di dalam negri sendiri? Dalam dunia yang begitu dekat dengan keseharian kita? Siapa sih yang dimaksud? Mari lah kita lihat lebih dekat...
Kemiskinan dan kebodohan masyarakat di negri ini. Sudah bukan barang langka lagi 'kan? Bagaimana dengan kasus korupsi yang merajalela yang seolah tiada terbendung? Pengangguran yang kian menggunung jumlahnya. Bagaimana dengan berbagai kasus anak-anak yang harus menderita gizi buruk? Lalu dengan ketidakadilan yang sudah begitu mengakar? Penindasan sana-sini yang sudah begitu jamak hingga seolah kita tak lagi mempedulikannya? Rasanya rakyat semakin hari semakin terdesak hingga tujuan keadilan dan kemakmuran serta kesejahteraan seperti yang diagung-agungkan negri ini hanya menjadi sebuah idealisme yang dipelajari di bangku sekolah. Daftar ini hanya akan bertambah panjang dan tiada habisnya jikalau kita tidak mengambil peran untuk memberantasnya. Akan kah kita hanya berdiam?
Mungkin kah bahwa sebenarnya hal-hal tersebut di atas adalah apa yang berusaha disuarakan oleh para teroris? Mungkin kah bahwa sebenarnya Amrozi dan kawan-kawan (these so called "penjahat teroris"--seperti apa yang dituduhkan kepada mereka) sebenarnya hanya berusaha mewakili rakyat yang selama ini sudah lelah tertindas? Mungkin sebenarnya bukanlah terorisme yang kita hadapi di negri ini... tidak pula sekelompok militan garis keras dari luar negri yang kerap dituding sebagai biang kerok... Mungkin ini lah sebuah petir di siang bolong yang berusaha membangunkan kita dari "lelap tidur" dan keacuhan yang berkepanjangan selama ini.
Jadi, menurut hemat saya: mungkin pemerintah perlu melihat inti permasalahan ini dengan mata hati. Alih-alih menerapkan manajemen sistem tambal sulam dan gejala latah kiranya para pejabat tersebut patut memantapkan diri untuk mampu bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat dalam menghadapi persoalan bangsa ini. Tentu saja ini bukan hanya tugas pemerintah. Seorang presiden sehebat apa pun tak kan mampu menghadapi ini seorang diri. Diperlukan kepedulian dan kerja sama dari seluruh komponen bangsa untuk melawan semua itu. Komitmen yang kuat dari kita semua untuk saling bahu-membahu dalam menghadapi ini semua.
Tak perlu berpikir yang muluk-muluk apalagi terlalu idealis yang kiranya susah untuk diterapkan. Mudah saja: berkarya lah sesuai apa yang anda lakukan setiap harinya. Asah lah mata hati anda untuk melihat sekitar kita. Sekecil apa pun kontribusi yang anda berikan rasanya itu sudah lebih dari cukup. Sebuah usaha kecil tentunya akan berarti besar jika dilaksanakan bersama oleh kita semua.
Mungkin hikmah dari kejadian ini adalah untuk mengingatkan kita... bahwa masih banyak pekerjaan yang harus kita selesaikan bersama...
Semoga tulisan kecil ini mampu memberikan inspirasi tersendiri untuk keceriaan har-hari anda dalam berkarya. Semoga pula karya dan cipta yang anda persembahkan mampu membawa bangsa ini menuju kebaikan yang bermanfaat untuk kita semua. Amien.
Have a hardrocking day!
groetjes,
dodY xxxx
selengkapnya/read more...
posted by dodY @ 21:31
|
|
|
|
|
|
Saturday, October 08, 2005 |
|
menyambut bulan yang suci
dear sahabat fellow bloggers...
menyambut bulan suci ramadhan kali ini izinkanlah saya dengan segala kerendahan hati untuk memohon dibukakan pintu maaf yang selebar-lebarnya untuk lisan yang kerap tak terjaga, janji yang kadang terabaikan, hati yang tak jarang diliputi prasangka, serta sikap yang pernah menyakitkan handai taulan sekalian.
mohon maaf lahir dan bathin serta selamat menjalankan ibadah puasa. sucikan diri dan jiwa dalam bulan yang penuh berkah dan ampunan ini.
wassalam
regards,
dodY xxxx
PS. ini posting rada telat dan masih dalam rangka *malas mode on* gara-garanya sibuk skripsi! hehehe! met puasa semuanya!
selengkapnya/read more...
posted by dodY @ 13:47
|
|
|
|
|
|
|
|